Senin, 07 Desember 2015

UTS Filsafat Ilmu Pendidikan



Nama   : Yeni Nuroktafiani
Nim     : 2225141072
Kelas   : IIIA-Pendidikan Matematika
MK      : UTS Filsafat Ilmu Pendidikan

1.      Apa yang anda ketahui tentang filsafat? Kemukakan pendapat anda!
Jawab:
Filsafat sejauh yang saya fahami, makna filsafat sesungguhnya adalah berfikir, artinya apabila anda sedang berfikir itu artinya anda sedang berfilsafat. Jadi apapun yang orang keluarkan dan itu melalui proses berfikir, itulah filsafat. Kesimpulannya subtansi filsafat adalah berfikir. Kemudian yang kedua, filsafat adalah hidup. Menurut saya, hidup adalah waktu dimana manusia bernyawa tumbuh dan berkembang. Dan setiap orang yang hidup pasti mempunyai kehidupan dan setiap kehidupan pasti ada masalah, dan setiap manusia melewati masalah, pasti ada pengalaman, setiap pengalaman, maka ada hikmah yang diambil, dan setiap hikmah yang diambil, pasti ada pendewasaan. Jadi filsafat dapat disimpulkan “Berfikir Dewasa”.
2.      Jelaskan konsep filsafat dan perannya bagi pengembangan ilmu!
Jawab:
Filsafat adalah cabang filsafat pengetahuan yang mengkaji hakikatb ilmu. Pengkajian tersebut dilakukan dari 3 pendekatan, yaitu: ontologis, epistimoloogis, dan aksiologis.
a.       Ontologis, berkenaan dengan objek yang menjadikan kajian ilmu dan batas-batas kajian yang membedakan ilmu dengan jenis pengetahuan lainnya, seperti agama misalnya.
b.      Epistimologis, berkenaan dengan cara pandang ilmu prosedur pengembangan ilmu, dan kriteria pengembangan ilmu tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
c.       Aksiologis, membicarakan pemanfaatan ilmu. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah bagaimana ilmu itu dapat dimanfaatkan tanpa menimbulkan kemudrolotan bagi umat manusia dan lingkungannya ilmu pengetahuan, studi sistematis tentang apapun yang dapat diperiksa, diuji, dan diferifikasi.
Ilmu pengetahuan telah berkembang menjadi salah satu bidang terbesar dan paling berpengaruh dari usaha manusia. Berbagai cabang ilmu pengetahuan menyelidiki ilmu hampir segala sesuatu yang dapat diamati atau dideteksi, dan ilmu pengetahuan sebagai bentuk keseluruhan cara kita memahami alam semesta, planet kita, diri kita sendiri dan makhluk hidup lainnya.
Peranan filsafat:
·         Pendobrak. Brabad-abad lamanya intelektual manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan
·         Pembebas. Filsafat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang mempersempit ruang gerak kalbu di manusia.
·         Pembimbing. Bagaimanakan filsafat dapat membebaskaan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak mempersempit ruang gerak kalbu di manusia itu.
3.      Apa pengertian Kritisisme dan latar belakang terjadinya kritisisme Immanuelkant?
Jawab:
Kritisisme adalah filsafat yang melalui perjalanannya dengan lebih dahulu menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasannya. Yang melatar belakangi terjadinya kritisisme Immanuelkant adalah faham yang mengkritik terhadap faham rasionalis dan empirisme, yang mana kedua faham tersebut saling berlawanan. Faham rasionalis adalah faham yang menyatakan kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian logika dan analisis yang berlandaskan fakta. Sedangkan faham empiris adalah pencarian kebenaran melalui pembuktian secara indrawi, kebenaran belum dapat dikatakan benar apabila tidak bisa dibuktikan secara indrawi, dilihat, didengar dan dirasa.
4.      Jelaskan pengertian filsafat hidup!
Jawab:
Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup semua orang yang masih hidup eksis mempunyai pegangan hidyp, pegangan hidup, prinsip hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda diantara satu dengan lainnya dalam menyikapinya, karena setiap diantara orang itu tidak sama. Setiap orang itu unik. Setiap orang merupakan makhluk hidup individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.
5.      Apa yang anda ketahui tentang fenomenologis filsafat?
Jawab:
Fenomenologis merupakan metode dan filsafat. Sebagai metode, fenomenologi membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga kita sampai pada fenomena yang murni. Fenomenologi memmpelajari dan melukiskan ciri-ciri intrinsik fenomen-fenomen sebagaimana fenomen itu sendiri menyikapkan diri kepada “kesadaran murni”. Untuk mencapai bidang kesadaran murni, kita harus membebaskan diri dari pengalaman serta gambaran hidup sehari-hari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar