10 jenis aliran Filsafat yang mengubah pola pikir manusia
Filsafat
telah berhasil mengubah pola pikir umat manusia dari pandangan
mitosentris menjadi logosentris. Awalnya orang beranggapan bahwa semua
kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para dewa ataupun faxtor X. Dalam
kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya
memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan ruang lingkungan
pandangan dan pengalaman umat manusia. Perkembangan dan perubahan zaman
ke zaman memiliki corak dan ciri yang berbeda, kondisi ini cenderung
memacu manusia untuk selalu berfikir mencari nilai kebenaran itu
sendiri, karena ada perbedaan dan cara pandang dalam menafsirkan
kebenaran tersebut mengenai hakikat dan difinisi filsafat.
Ada 10 aliran dalam filsafat :
- Rasionalisme, merupakan aliran filsafat yang sangat
mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang
dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di
luar rasio.
- Empirisme, aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan
pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
- Kritisisme, merupakan aliran filsafat yang
menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan
manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda corak dengan
rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak.
- Idealisme, adalah aliran filsafat yang menganggap
bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind)
atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan.
- Positivisme. Positivisme berasal dari kata
“positif”, yang artinya dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan
fakta-fakta, menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara
fakta-fakta. Pengetahuan tidak boleh melebihi fakta. Positivisme hanya,
mengandalkan fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman, seperti
empirisme.
- Naturalisme, merupakan paham yang berpendirian
bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci dan dianugerahi dengan
potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah. Karena itu,
pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian
kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.
- Materialisme, merupakan aliran yang menganggap
bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia
fisik adalah satu. Faham materialisme ini tidak memerlukan dalil-dalil
yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada
kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
- Intusionalisme, adalah suatu aliran atau faham yang
menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan
dan kebenaran. Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak
didasarkan pada penalaran dan tidak bercampur aduk dengan perasaan.
- Fenomenalisme, adalah aliran atau faham yang
menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala, berbeda dengan
seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan
fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di
bidang yang pasti.
- Sekularisme, merupakan suatu proses pembebasan
manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai aspek kebudayaan dari
segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi
belaka. Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau pengertian
terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan
hari kemudian.
Dari bermacam aliran filsafat diatas, yang berpengaruh akan
perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadi ciri terbentuknya masyarakat
modern adalah Rasionalisme. Aliran ini mengutamakan daya akal budi
(ratio) untuk menemukan kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar