Senin, 07 Desember 2015

kearifan lokal (“OROK” MENES DAN CIRI KHASNYA)



“OROK” MENES DAN CIRI KHASNYA
Menes adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Menes terkenal dengan kota santrinya, karena kecamatan ini memiliki madrasah besar, dan pondok pesantren salafiyyah. Di Menes terdapat 6 Madrasah yang dimiliki oleh berbagai organisasi keagamaan di Indonesia, diantaranya:
1.      Mathla’ul Anwar Pusat yang berdiri megah di prapatan Cimanying, Desa Menes.
2.      Mathla’ul Anwar Linahdatil Ulama yang bertempat di alin-alun timur, Desa Purwaraja.
3.      Nurul Amal Pusat bertempat disamping Masjid Kadu Bangkong, Desa Purwaraja.
4.      Anwarul Hidayah Pusat yang bertempat  di  kp.Ciputri, Desa Alaswangi.
5.      Ahlussunah Waljama’ah di Cimanying, Desa Menes.
6.      Muhammadiyah di Kp.Kadulogak, Desa Purwaraja.

A.    Sejarah Menes
Dari beberapa literature, terdapat dua peristiwa masa lalu yang mempopulerkan wilayah tersebut menjadi Menes. Yang pertama pada tahun 1525/1526 diwilayah tersebut bermukim seorang pedagang rempah-rempah berkebangsaan portugis yang bernama Don Jorge Meneses atau DeMenes. Kemudian yang kedua, kata “Menes” berarti pula tempat atau sebuah pasar untuk bertransaksi hasil perkebunan. Ditempat tersebut terdapat gudang-gudang penampungan rempah-rempah sebelum diangkut ke pelabuhan ekspor. Tempat tersebut disebut blok Menes. (Ahmad Hufad dalam Bukunya: identitas kekerabatan orang Banten).
Tapi masih dalam buku yang sama, menurut pandangan beberapa tokoh di Menes, bahwa kata Menes bukan kata atau bahasa local, yakni Mones yang berarti aneh atau keanehan. Biasanya kata Mones dirangkai dengan awal ‘KA’ dan akhirnya ‘AN’ sehingga menjadi Kamonesan yang mempunyai arti keanehan, pepandaian, dan keajaiban yang cenderung bermakna khas dan unik. Pendapat tersebut didasarkan dua alasan utama. Pertama karakter orang Menes sangat anti terhadap penjajah orang Eropa, sehingga sangat kuat kecenderungannya untuk menolak pemakaian unsur bahasa penjajah yang  membawa nama identitas komunitasnya. Kedua, kuatnya pengaruh ajaran islam terhadap tradisi dan norma hidup alam masyarakat Menes yang mengakar kuat dengan tradisi leluhur, terutama dalam era kesultanan sunda islam Banten. Sehingga kata menes diyakinin sebagai istilah local yang terkait dengan mitos kejayaan leluhurnya yang aneh, ajaib, khas dan unik.
B.     Identitas diri “Orok” Menes
Ungkapan ‘orok’ menes mah suka makan sambel mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat banten. Bahkan ada istilah-istilah lain yang kemudian menjadi sebuah frasa local yang menjadi ungkapan sehari-hari masyarakatnya; semisal kiceup Menes dan singset Kananga. Secara bahasa kiceup Menes memiliki arti kedipan orang Menes. Dari beberapa sumber lisan, istilah tersebut muncul akibat kedipan gadis-gadis menes yang terkenal cantiknya sejak dulu yang membuat pemuda yang melihatnya mabuk kepayang. Sedangkan singset kenanga, muncul dari sebuah desa yang bernama Kananga-secara administrative masuk dalam Kecamatan Menes- mempunyai arti rok yang ditarik keatas sedikit saat melintas jalan becek hingga terlihat putihnya betis gadis-kadis Kananga yang memakainya.
‘Orok’ Menes berarti orang Menes atau seseorang yang berasal dari Kecamatan Menes atau bahkan Kecamatan lain yang dahulunya masuk ke Kewadanaan Menes. Walaupun saat dikecamatan Menes, ‘orok’ Menes akan mengerucut pada seseorang yang berasal dari sebuah kampong yang bernama Kampung Menes.
Ungkapan-ungkapan local seperti itu memang sangat menarik untuk ditelisik lebih jauh. Tetapi, akar kata ‘Menes’ dan asal muasal ‘orok’ Menes, seringkali menjadi bagian yang terlupakan. Untuk dinikmati akar sejarahnya.
Secara garis besar keturunan orang Banten terdiri dari 3 kelompok besar. Yaitu: (1) garis keturunan Banten daerah putih yang tesebar di utara dan selatan; (2) garis eturunan dadri Prabu Brawijaya alias Rd.Alit, yang sebagian besar bermukim didaerah selatan; (3) garis keturunan percampuran asal kudus yang bermukin disepanjang pantai utara antara Karangantu-Pontang. (ahmad Hufad:hal141)
Kelompok darah putih merupakan trah yang berwarna dari perkawinan Nilaras Santang (Putri Sibaduga Prabu Siliwangi) dengan kholifah dari Arab yang melahirkan Maulana Mahdum Ibrohim (Syafir Hidayatullah). Syafir Hidayatullah ini kemudian memiliki 3 orang istri, dan memiliki 10 orang keturunan. Dari istri perama ni Gede Agung Anten (Ni Gede Kawung Anten) inilah lahir sebakingking atau Hasanudin (sultan pertama Banten). Kemudian dari istri kedua putri Bintara lahir pangeran Muhamad Asih yang kelak menurunkan 3 orang sultan di Cirebon. Sedangkan dari istri ketiga Ampean, keturunannya yaitu Tubagus Syarif Husen.
Sedangkan keturunan Brawijaya atau Rd.Alit berawal dari Arya Bali, Arya Taba, dalam Walihakim, Tjili dalem, Kiyai Sarfiyah, dan Tumenggung Wanasaba. Prabu brawijaya memiliki 7 orang putera, yaitu: Rd.Gugur, Rd.Djarah Panoli, Rd.Lembu Petang, Rd.Bondan Kadjawan, Rd.Aciya Damar, Rd.Tarub, dan Rd.Fattah.
Rd.Jamparing atau Rd.Rangga Wiranegara atau Rd.Entol Rangga Mawaspati, sebagai moyang yang dibanggakan orang Menes, merupakan keturunan keenam dari Prabu Brawijaya. Ia merupakan keturunan dari Rd.Andang terus ke Pangeran Pantjur, dan Rd.Gugur.
Dari penuturan diatas terlihat jelas bahwa ‘orok’ Menes adalah sebagai sebuah identitas tersendiri dan tidak bersilsilah sampai ke sultan Hasanudin. Lalu bagaimana dengan gelar Entol yang tersandang pada beberapa keluarga di Menes, ternyata hal gtersebut berkenaan dengan kemonesan-kemonesa (kepandaian dan keanehan) yang diperlihatkan oleh Rd.Jamparing saat berhadapan dengan sultan Banten. Karena Kemonesan-nya itu, sultan memberikan gelar Entol didepan namanya.
C.    Peninggalan Sejarah
·         peninggalan Meghalitikum
·         peninggalan kesultanan
·         peninggalan  zaman penjajah
Menes mempunyai banyak sejarah, banyak peninggalan yang terdapat di Menes dari zaman meghalitikum yang disebut situs batu go’ong citaman, situs batu tulis muruy situs alaswangi dan lainnya, sedangkan pada zaman kesultanan banyak terdapat mesjid-mesjid yang dibuat pada zaman itu yang usianya ratusan tahun, di Menes banyak pondok pesantren salafiyah yang masih mengakar, hamper disetiap desa terdapat pondok pesantren salafiyah. Bentuk peninggalan zaman belanda adalah Kawadanan yang berdiri megah pusat kota yang sekarang dijadikan sebagai kantor kecamatan. Tangsi atau Kantor kepolisian yang sudah pugar, stasiun kereta api dikampung Benteng, dan masih banyak peninggalan lainnya.
D.    Batas Wilayah Kecamatan Menes
Batas wilayah Kecamatan Menes:
§  Sebelah Utara: Kecamatan Jiput dan Kecamatan Pulausari
§  Sebelah Timur: Kecamatan Cisata
§  Sebelah Barat: Kecamatan Cikedal
§  Sebelah Selatan: Kecamatan Cisata

E.     Pendapatan Penduduk
Penduduk Menes rata-rata adalah Pegawai Negeri Sipil, petani dan Wiraswast. Salah satu produk unggulan Menes adalah:
1)      Emping Melinjo yang terbuat dari buah tangkil (Gnetum gnemon). Dikecamatan ini terdapat APE (Asosiasi pengrajin Emping). Menes memang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan oleh pemerintah daerah dengan penghasilan utama emping melinjo. Disini anda akan disuguhi beragam emping dan rupa-rupa rasa yang khas asli olahan tradisional. Emping yang sudah menjadi kebanggaan sekaligus ikon masyarakat pandeglang itu dihasilkan berkat tangan-tangan trampil para penduduk Menes.tak heran bila kemudian Emping produksi mereka disebut dengan nama emping Menes. Emping hasil olahan ini memiliki citarasa yang sangat menggoda. Inilah yang membedakan emping menes dengan emping di Tanah Air.
emping-melinjo_1507.jpg
Pengrajin emping yang sedang membuat emping melinjo dengan menggunakan alat-alat yang masih tradisional.

membuat+emping+melinjo.jpg
Emping yang sudah jadi, dijemur terlebih dahulu, lalu digoreng.

imagesrrrr.jpg
Emping dengan berbagai macam rasa siap dipasarkan.

2)      Kue balok yang terbuat dari ubi batang (singkong) yang memiliki rasa yang sangat khas, singkong banyak ditanam dimenes dengan populasi ubi jalar 2283 ton pertahunnya yang ditanam diatas 233 Ha.

newsmedia_c9_kue_balok.jpg

F.     Pendidikan
Rata-rata penduduk Menes berpendidikan sampai SMA dan Perguruan Tinggi, di Menes sendiri terdapat berbagai lembeaga pendidikan dari kober (TK), SD, sampai Perguruan Tinggi.
Terimakasih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar