SITUS CIBEDUG
Bukti Peninggalan Budaya Megalitik Di Banten
1.
Punden Berunduk Situs Lebak Cibedug
Para
ahli memperkirakan budaya megalitik yang masuk ke Indonesia melalui dua
gelombang besar. Gelomang pertama disebut dengan megalitik tua, diperkirakan
masuk ke Indonesia sekitar 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi, ditandai oleh
pendirian monumen-moumen batu seperti menhir, punden berunduk dan patung-patung
simbolis monumental. Gelombang kedua disebut dengan megalitik muda yang
diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar awal abad pertama sebelum Masehi hingga
abad-abad pertama Masehi. Monumen-monumen batu yang mewakili kelompok tinggalam
megalitik muda antara lain berupa monumen kubur peti batu, dolmen semu, dan
sarkofagus.
Peninggalan
budaya megalitik di wilayah Banten, terdapat di Kabupaten Seang, Pandeglang,
dan Lebak. Di Serang dan Pandeglang bayak dijumpai dolmen, menhir, batu gong, altar
batu, batu dakon, batu bergores, dan arca tipe Polinesia. Di Lebak juga
ditemukan jenis-jenis tinggalan seperti di kedua Kabupaten yang telah
disebutkan dan bangunan megalitik berupa punden berunduk antara lain di Lebak
Cibedug.
Situs
Lebak Cibedug terletak di kampung Cibedug, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber.
Sirus Lebak Cibedug terletak padasebah bukit di tepi sungai Cibedug. Areal wilayah
itu merupakan tanah perbukitan dan hutan lindung dalam kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun yang merupakan benteng alam atau bagian dari deretan pegunungan
Barisn serta Gunung Honje di Ujung Kulon.
Untuk
mencapai situs ini, dari Rangkasbitung dapat melalui Cipanas sampai ke Desa
Citorek dengan menempuh jalan berliku di daerah perbukitan. Selnjutnya dari
Desa Citorek ke lokasi situs, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki
sekitar 4-6 jam melalui jalan setapak. Jika tidak hujan bisa juga mengendarai
ojek dengan tarif antara Rp. 250.000 – Rp. 300.000. Berikut adalah gambar dari
punden berunduk tersebut.
Berdasarkan
bentuk bangunan secara keseluruhan, situs Lebak Cibedug terdiri dari punden
berunduk, sumuran, menhir, batu bergores, dan sebaran batu tukuh, dengan
batas-batas situs : di sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Sungai Cibedug;
sebelah barat dengan Sungai Cibedug dan kampung Cibedug; di sebelah timur
berbatasan dengan Pasir Manggu.
Punden
berunduk situs Cibedug terdiri dari tiga bangunan berteras membentuk piramid
berorientsi dari barat ke timur, terbuat dari bahan batuan andesit. Masing-masing
teras memiliki bangunan berunduk-unduk. Teras pertama terletak dibagian barat,
merupakan dataran yang paling rendah dan luas dibandingkan dengan teras kedua
dan ketiga. Teras kedua terletak di bagian tengah, terdiri dari empat undakan
dan teras ketiga terletak di puncak bukit pada sisi bagian timur,terdiri dari
sembilan undakan. Tangga masuk menuju tempat bangunan beada di tepi aliran sungai
Cibedug, terbuat dari susunan batu andesit dan bongkahan batu lempung. Pada bagian
awal tangga terdapat lingga semu (menhir yang bagian ujungnya telah diperhalus
membentuk lingga), berada pada titik koordinat 060 42’ 54.9” LS dan
1060 17’ 30.3” BT dengan elevasi 874 m di atas permukaan laut.
Situs
Lebak Cibedug menurut beberapa ahli prasejarah antara digolongkan kepada bangunan
megalitik masa prasejarah. Namun, berdasarkan bentuk menhir yang terletak di
awal tangga, yang memperlihatkan bentuk lingga semu sehingga menjadi ciri
kehinduan, situs Lebak Cibedug digolongkan kepada tradisi megalitik.
Teras I merupakan dataran yang
berhalaman cukup luas dengan denah tidak beraturan mengikuti bentuk kontur
permukaan tanah bukit. Pada halaman ini terdapat enam bangunan berupa susunan
batu dalam bentuk besar dan kecil yang membentuk segi empat, persegi panjang,
dan lain-lain. Beberapa bangunan yang memiliki makna tertentu bagi para
peziarah adalah bangunan berbentuk hamparan batu. Bangunan ini adalah catatan
Van der Hoop disebut bangunan empat batu (four
stone).Dari ketiga sudutnya, yaitu sudut timur laut, tenggara dan barat
daya terdapat menhir-menhir kecil, dan di sudut barat daya terdapat sejumlah
mata uang logam yang diletakkan oleh parapeziarah sebagai sesaji.
Teras III terletak di belakang teras
I. Pada halaman undakanini terdapat 3 bangunan berbentuk empat persegi. Pada halaman
undak ketiga, terdapat tanggadi sisi barat berukuran 1 m. Melalui tangga ini
terdapat sebuah bangunan dan di sisi utara
bangunan ini terdapat tangga. Dari tangga ini turun ke arah timur laut
terdapat sumuran berentuk segi empat. Pada bagian tengah ditemukan sebuah
lubang sumur berdiamter 50 cm dengan kedalaman sekitar 1 m..
Dari sumuran itu terdapat tangga
menuju sungai Cimanggu yang mengalir ke sebelah barat. Sekitar 1,5 m sebelah
timur sumuran, terdapat dua menhit berdampingan (Batu Tumpeng). Di bawahnya banyak berserakan
lempengan-lempengan batu. Sekitar 20 arah barat dari sumuran ditemukan bongkahan
batu-batu besar. salah satu dari bongkahan batu menunjukan cekungan-cekungan
tidak beraturan seperti lubang batu dakon.
Teras
III di bagian timur, merupakan pusat dariseluruh bangunan teras berunduk Lebak
Cibedug. Teras ini memilki sembilan udakaan yang semkain ketas semakin mengecil
membentuk piramida. Pada setiap bangunan didirikan menhir-menhir.
Disamping
struktur bangunan di dalam kompleks bangunan Lebak Cibedag, ditemukan temukan lain
yang berada diluar kompelks namun masih dalam areal situs, antara lain kompleks
menhir yang terletak di lenreng Pasir Manggu, berjarak sekitar 75 m arah timur
di belakang punden berunduk Lebak Cibedug. Menhir-mrnhir diatur melingkar
menyerupai pola susuanan Batu temu gelang. Pada sudut Tenggar terdapat menhir
dengan posisi tegak diapit oleh dua menhir kecil di kanan-kirinya.
Berikut
adalah dokumentasi dari Situs Cibedug:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar