Selasa, 08 Desember 2015

SITUS CIBEDUG

SITUS CIBEDUG
Bukti Peninggalan Budaya Megalitik Di Banten
1.        Punden Berunduk Situs Lebak Cibedug
Para ahli memperkirakan budaya megalitik yang masuk ke Indonesia melalui dua gelombang besar. Gelomang pertama disebut dengan megalitik tua, diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi, ditandai oleh pendirian monumen-moumen batu seperti menhir, punden berunduk dan patung-patung simbolis monumental. Gelombang kedua disebut dengan megalitik muda yang diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar awal abad pertama sebelum Masehi hingga abad-abad pertama Masehi. Monumen-monumen batu yang mewakili kelompok tinggalam megalitik muda antara lain berupa monumen kubur peti batu, dolmen semu, dan sarkofagus.
Peninggalan budaya megalitik di wilayah Banten, terdapat di Kabupaten Seang, Pandeglang, dan Lebak. Di Serang dan Pandeglang bayak dijumpai dolmen, menhir, batu gong, altar batu, batu dakon, batu bergores, dan arca tipe Polinesia. Di Lebak juga ditemukan jenis-jenis tinggalan seperti di kedua Kabupaten yang telah disebutkan dan bangunan megalitik berupa punden berunduk antara lain di Lebak Cibedug.
Situs Lebak Cibedug terletak di kampung Cibedug, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber. Sirus Lebak Cibedug terletak padasebah bukit di tepi sungai Cibedug. Areal wilayah itu merupakan tanah perbukitan dan hutan lindung dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun yang merupakan benteng alam atau bagian dari deretan pegunungan Barisn serta Gunung Honje di Ujung Kulon.
Untuk mencapai situs ini, dari Rangkasbitung dapat melalui Cipanas sampai ke Desa Citorek dengan menempuh jalan berliku di daerah perbukitan. Selnjutnya dari Desa Citorek ke lokasi situs, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 4-6 jam melalui jalan setapak. Jika tidak hujan bisa juga mengendarai ojek dengan tarif antara Rp. 250.000 – Rp. 300.000. Berikut adalah gambar dari punden berunduk tersebut.



 


Berdasarkan bentuk bangunan secara keseluruhan, situs Lebak Cibedug terdiri dari punden berunduk, sumuran, menhir, batu bergores, dan sebaran batu tukuh, dengan batas-batas situs : di sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Sungai Cibedug; sebelah barat dengan Sungai Cibedug dan kampung Cibedug; di sebelah timur berbatasan dengan Pasir Manggu.
Punden berunduk situs Cibedug terdiri dari tiga bangunan berteras membentuk piramid berorientsi dari barat ke timur, terbuat dari bahan batuan andesit. Masing-masing teras memiliki bangunan berunduk-unduk. Teras pertama terletak dibagian barat, merupakan dataran yang paling rendah dan luas dibandingkan dengan teras kedua dan ketiga. Teras kedua terletak di bagian tengah, terdiri dari empat undakan dan teras ketiga terletak di puncak bukit pada sisi bagian timur,terdiri dari sembilan undakan. Tangga masuk menuju tempat bangunan beada di tepi aliran sungai Cibedug, terbuat dari susunan batu andesit dan bongkahan batu lempung. Pada bagian awal tangga terdapat lingga semu (menhir yang bagian ujungnya telah diperhalus membentuk lingga), berada pada titik koordinat 060 42’ 54.9” LS dan 1060 17’ 30.3” BT dengan elevasi 874 m di atas permukaan laut.
Situs Lebak Cibedug menurut beberapa ahli prasejarah antara digolongkan kepada bangunan megalitik masa prasejarah. Namun, berdasarkan bentuk menhir yang terletak di awal tangga, yang memperlihatkan bentuk lingga semu sehingga menjadi ciri kehinduan, situs Lebak Cibedug digolongkan kepada tradisi megalitik.
Teras I merupakan dataran yang berhalaman cukup luas dengan denah tidak beraturan mengikuti bentuk kontur permukaan tanah bukit. Pada halaman ini terdapat enam bangunan berupa susunan batu dalam bentuk besar dan kecil yang membentuk segi empat, persegi panjang, dan lain-lain. Beberapa bangunan yang memiliki makna tertentu bagi para peziarah adalah bangunan berbentuk hamparan batu. Bangunan ini adalah catatan Van der Hoop disebut bangunan empat batu (four stone).Dari ketiga sudutnya, yaitu sudut timur laut, tenggara dan barat daya terdapat menhir-menhir kecil, dan di sudut barat daya terdapat sejumlah mata uang logam yang diletakkan oleh parapeziarah sebagai sesaji.
Teras III terletak di belakang teras I. Pada halaman undakanini terdapat 3 bangunan berbentuk empat persegi. Pada halaman undak ketiga, terdapat tanggadi sisi barat berukuran 1 m. Melalui tangga ini terdapat sebuah bangunan dan di sisi utara  bangunan ini terdapat tangga. Dari tangga ini turun ke arah timur laut terdapat sumuran berentuk segi empat. Pada bagian tengah ditemukan sebuah lubang sumur berdiamter 50 cm dengan kedalaman sekitar 1 m..
Dari sumuran itu terdapat tangga menuju sungai Cimanggu yang mengalir ke sebelah barat. Sekitar 1,5 m sebelah timur sumuran, terdapat dua menhit berdampingan (Batu Tumpeng).  Di bawahnya banyak berserakan lempengan-lempengan batu. Sekitar 20  arah barat dari sumuran ditemukan bongkahan batu-batu besar. salah satu dari bongkahan batu menunjukan cekungan-cekungan tidak beraturan seperti lubang batu dakon.
Teras III di bagian timur, merupakan pusat dariseluruh bangunan teras berunduk Lebak Cibedug. Teras ini memilki sembilan udakaan yang semkain ketas semakin mengecil membentuk piramida. Pada setiap bangunan didirikan menhir-menhir.
Disamping struktur bangunan di dalam kompleks bangunan Lebak Cibedag, ditemukan temukan lain yang berada diluar kompelks namun masih dalam areal situs, antara lain kompleks menhir yang terletak di lenreng Pasir Manggu, berjarak sekitar 75 m arah timur di belakang punden berunduk Lebak Cibedug. Menhir-mrnhir diatur melingkar menyerupai pola susuanan Batu temu gelang. Pada sudut Tenggar terdapat menhir dengan posisi tegak diapit oleh dua menhir kecil di kanan-kirinya.
Berikut adalah dokumentasi dari Situs Cibedug:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar