MAKALAH
Sejarah Filsafat Kritisisme Immanuel
Kant
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
Disusun oleh: Yeni Nuroktafiani
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
Swt yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Sejarah
Filsafat Kritisisme Immanuel
Kant” sebagai salah satu kegiatan belajar atau kuliah dan sebagai tugas mata
kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Adang selaku dosen
Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini;
2. Kedua
orang tua kami,
serta semua pihak yang telah memberikan semangat, ide dan bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan Mata
Kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan pada
umumnya.
Serang, 26 September
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Immanuel Kant (1724-1804)........................................... 4
2.2 Kritisisme.................................................................................................. 5
2.3 Kritisisme Immanuel Kant........................................................................ 5
2.4 Tiga Pokok Pemikiran
Immanuel Kant..................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................................................... 7
3.2 Saran.......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam
sejarah perkembangan filsafat sejak zaman pra-Yunani kuno hingga abad XX
sekarang ini, telah banyak aliran filsafat bermunculan. Setiap aliran filsafat
memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan metode yang dijalankan dalam
rangka memperoleh kebenaran.
Sejarah
filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi
mengendalikan jalan hidup manusia. Kadang-kadang akal menang mutlak,
kadang-kadang iman yang menang mutlak. Kedua-duanya membahayakan hidup manusia.
Yang menguntungkan hidup manusia ialah bila akal dan iman mendominasi hidup
manusia secara seimbang.
Di
dalam ilmu filsafat terdapat beberapa aliran-aliran filsafat, diantaranya
adalah aliran rasionalisme, idealism, empirisisme, positivisme, marxisme, dan
yang terakhir adalah aliran yang dibawa oleh Immanuel Kant yaitu aliran
kritisisme.
Karena banyaknya aliran-aliran filsafat inilah timbul
aliran kritisisme yang dibawa oleh Kant. Dimana aliran Kant ini adalah aliran
yang sampai sekarang masih bisa diterima oleh banyak penganut filosofi
dikarenakan pahamnya yang menggabungkan antara paham empirisisme dan
rasionalisme.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.
Bagaimana Sejarah singkat Immanuel Kant?
1.2.2.
Apakah yang di maksud Kritisisme itu?
1.2.3.
Bagaimana Kritisisme Immanuel Kant?
1.2.4.
Apa saja Tiga Pokok Pemikiran Immanuel
Kant?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1.
Untuk mengetahui Sejarah singkat Immanuel
Kant.
1.3.2.
Untuk mengetahui maksud dari Kritisisme.
1.3.3.
Untuk mengetahui Kritisisme Immanuel
Kant.
1.3.4.
Untuk mengetahui Tiga Pokok Pemikiran Immanuel
Kant
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Singkat Immanuel Kant (1724-1804)
Sejarah Filsafat
adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi
mengendalikan jalan hidup manusia.
Immanuel
Kant lahir di Konisberg, Prusia, pada tahun 1724. Ia tidak pernah meninggalkan
desa kelahirannya kecuali beberapa waktu singkat karena memberi kuliah di desa
tetangganya. Profesor ini sangat doyan memberikan kuliah geografi dan
etnologi. Ibunya amat taat terhadap agama, dan Kant sendiri amat tekun
melaksanakan agamanya.
Pada
tahun 1755 Kant memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Konisberg.
Kemudian dia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika pada tahun 1770.
Sebagai seorang dosen dia menerapkan salah satu prinsipnya ialah perlunya
mahasiswa yang berprestasi sedangan ditolong. Pada usia empat puluh dua tahun
ia menyatakan bahwa ia merasa beruntung karena menyenangi metafisika, dan ia
menaburkan beberapa uraian-uraian filosofis yang mendalam mengenai hal tersebut
bahkan ia berani menyerang metafisikawan. Sebelum tertarik pada metafisika, ia
lebih dahulu menyenangi pengetahuan yang bukan metafisika. Ia menulis mengenai
planet, gempa, api, angin, eter, gunung, bumi, etnologi dan ratusan objek
lainnya yang tidak berhubungan dengan metafisika.
Kehidupan
Kant, menurut salah seorang penulis biografi berlangsung menurut aturan yang
tegas: bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan,
masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Secara fisik ia memerlukan perawatan
dokter, tetapi ia hidup sampai usia delapan puluh tahun. Ia memang filosof
tulen. Ia berfikir terlebih dahulu sebelum berbuat. Dan Kant pada umur dua
puluh tahun telah menyatakan, “Saya sudah menetapkan jalan yang pasti. Saya
ingin belajar, tidak satu pun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan
ini.” Melalui berbagai kondisi ia terus menyelesaikan karya besarnya selama
lima belas tahun. Buku pertamanya yang berjudul Critique Of Pure Reason (pembahasan mengenai akal murni) merupakan
suatu pembahasan yang mengenai pembelaan terhadap sains dan serangan skeptisme.
2.2. Kritisisme
Secara harfiah, kata kritik berarti
pemisahan. Filsafat Kant berusaha membeda-bedakan antara pengenalan yang murni
dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan
dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersifat sementara. Jadi
filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan rasio secara
obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya untuk memberi tempat iman dan
kepercayaan.
Filsafat
Kant merupakan titik tolak periode baru bagi filsafat barat. Ia menyimpulkan
dan mengatasi aliran rasionalisme dan empirisme. Pada
awalnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian tepengaruh oleh
empirisnya (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah
menerimanya karena ia mengetahui bahwa empirisme terkadang skep-tisisme. Untuk
itu, ia tetap mengakui kebenaran ilmu, dan dengan akal manusia akan dapat
mencapai kebenaran. (1986:88)
Akhirnya
Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan
sintesis. Walaupun pengetahuan bersumber dari akal (rasionalisme), tetapi
adanya pengertian timbul dati benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus
mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).
Jadi,
metode berpikirnya disebut kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang
tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang
melampaui akal. Sehingga akal mengenal batas-batasnya. Karena itu aspek
irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima kenyataanya. (2008:140)
Adapun ciri-ciri Kritisisme adalah adalah
sebagai berikut:
a. Menganggap
obyek pengenalan berpusat pada subyek dan bukan pada obyek.
b. Manegaskan
keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat
sesuatu, rasio hanya mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
c. Menjelaskan
bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara
peranan unsur a priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan
waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalaman yang
berupa materi.
2.3. Kritisisme Immanuel Kant.
Immanuel Kant memulai filsafatnya
dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan
manusia. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori
pengetahuan, etika, dan estetika. (2008:282). Setelah Kant mengadakan
penyelidikan (Kritik) terhadap pengetahuan akal, setelah itu, manusia terasa
bebas dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demi kemajuan /peradaban
manusia. (2008:156)
Immanuel
kant mengkritik empirisme, ia berpendapat bahwa empirisme harus dilandasi
dengan teori- teori dari rasionalisme sebelum dianggap sah melalui proses
epistomologi, itu merupakan penjelasan melalui bukunya yang berjudul critique
of pure reason (kritik atas rasio murni), selain karyanya tersebut Immanuel
kant juga menulis buku yang menyatakan filsafat kritisisme yaitu adalah Critique
of Practical Reason (Kritik Atas Rasio Praktis) yang terakhir adalah Critique
of Judgment ( Kritik Atas Pertimbangan ).
2.4. Tiga Pokok Pemikiran Immanuel
Kant.
a) Panca
indera,akal budi,rasio.Kita sudah tahu tentang imperisme yang mementingkan
pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang
mengedepankan penggunaan rasio daam memperoleh pengetahuan. Tetapi,rasio yang
kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis. Namun Kant memberi definisi
berbeda menurut Kant rasio mempunyai arti kata baru bukan lagi langsung kepada
pemikiran tetapi, sebagai sesuatu yang
ada di “belakang akal budi” dan pengalaman indera. Dari sini dapat di pilah
bahwa ada 3 unsur ; akal, budi, rasio dan pengalaman inderawi.
b) Dalam
filsafatnya Kant mencoba mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme.
Bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya
melalui satu unsur saja melainkan dari 2 unsur yakni pegalaman inderawi dan
akal budi. Pengetahuan a priori merupakan sebuah pengetahuan yang datang
lebih dulu sebelum di alami.seperti misalnya, pengetahuan tentang bahaya.
Sedangkan a posteriori sebaliknya,yaitu di alami dulu baru mengerti
misalnya dalam menyelesaikan rubix
cube . Kalau salah satunya saja yang di pakai misalnya empirisme saja atau
hanya rasionalisme saja maka pengetahuan yang di peroleh tidak sempurna bahkan
bias berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan
(sintesis) antara keduanya.
c) Dari
sini timbullah bahwa Kant adalah seorang yang member nuansa baru dalam bidang
filsafat. Sebelum Kant filsafat hampir
selalu memandang bahwa setiap orang ( subjek ) yang mengamati objek, tertuju
pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama
sekali baru.merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah
yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang
revolusioner karena dalam ranah pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari
objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat
objek (subjek).
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Filsafat Immanuel kant yakni kritisisme adalah
penggabungan antara aliran filsafat sebelumnya yakni Rasionalisme yang
dipelopori oleh Rene Descartes dan empirisme yang dipelopori oleh David Hume.
Kant mempunyai tiga karya yang sangat penting yakni kritik atas rasio murni,
kritik atas rasio praktis, kritik atas pertimbangan. Ketiga karyanya inilah
yang sangat mempengaruhi pemikiran filosof sesudahnya, yang mau tak mau
menggunakan pemikiran kant. Karena pemikiran kritisisme mengandung
patokan-patokan berfikir yang rasional dan empiris.
3.2. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf,
Alfa dan lupa.
Dr. Anton Baker (1986), Metode-metode Filsafat.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Drs. Asoro Achmadi (2008), Filsafat Umum.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Drs. Atang Abdul Hakim MA (2008), Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofiologi. Bandung: Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar